Translate

Jumat, 30 November 2012

Manajemen Pemasaran (Studi Kasus Garuda Indonesia)_jilid 5


 MARKET RESEARCH
    

Dalam bagian ini, kami mencoba menangkap gambaran besar market research yang telah dilakukan oleh Garuda Indonesia untuk memperkuat posisinya dalam menghadapi tingkat persaingan di dunia penerbangan yang semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang kami ambil sebagai contoh merupakan perusahaan yang sangat besar dan sangat besar juga tingkat kompleksitasnya jika dilakukan market research dalam waktu terbatas dan jumlah personil yang terbatas karena market research akan berjalan dengan maksimal, jika kita melakukan riset pasar pada seluruh aspek perusahaan dan secara menyeluruh. Itulah sebabnya mengapa kami  memilih untuk mencoba menangkap riset pasar yang telah dilakukan Garuda Indonsesi.

Krisis global sebagai salah satu faktor yang telah mempengaruhi kinerja komersial perusahaan. Kendati demikian, terkait dengan “customer centricity Garuda Indonesia tetap membuka rute baru demi melayani permintaan pelanggan yang terus berkembang. Garuda Indonesia giat melakukan pengembangan rute sehingga tercipta profit yang optimum.  Untuk memperbaiki kinerja dan memenangkan persaingan dalam merebut pasar, Garuda Indonesia sangat mengedepankan pada nilai-nilai perusahaan yang dianut. Satu nilai yang dianut sangat erat hubungannya dengan konsumen, yaitu customer centricity. 

DEFINISI MASALAH DAN PENETAPAN TUJUAN RISET
Pada Garuda Indonesia yang melakukan usaha menjual jasa penerbangan, maka mengacu pada sasaran strategies perusahaan, masalah yang dihadapi adalah ”Bagaimana menjadi ”leading carrier” dalam penerbangan dalam negeri dan ”flag carrier” untuk penerbangan internasional”. Tujuan dari dari riset yang dilakukan adalah untuk mencapai sasaran perusahaan, utamanya pada peningkatan kepuasan pelanggan.

RENCANA RISET (RESEARCH PLANNING)

Berikut ini tahapan-tahapan pada riset pasar yang dilakukan pada umumnya :
  1. Menentukan jumlah contoh yang akan diteliti (misalnya : 1% dari rata-rata penumpang harian)
  2. Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk questionaire
  3. Melakukan sampling secara proporsional random. Proporsional didasarkan volume penumpang di rute tertentu dan  secara random untuk penumpangnya.
  4. Melakukan pengambilan data
  5. Melakukan analisa data
  6. Pengambilan kesimpulan
  7. Pembuatan strategi yang harus dilakukan

ANALISA DATA
Revenue Passenger Kilometer
Seiring dengan meningkatnya kepercayaan pelanggan, pertumbuhan permintaan dan peningkatan kapasitas produksi, RPK penerbangan mainbrand relatif stabil yaitu sebesar 15,4 miliar di tahun 2009.  RPK penerbangan internasional tercatat mengalami penurunan sebesar 2,7% menjadi 8,5 miliar, sementara RPK penerbangan domestik mengalami peningkatan sebesar 3,2% menjadi 6,8 miliar.
  
Seat Load Factor
Tingkat Seat Load Factor (SLF) untuk penerbangan mainbrand tercatat sebesar 73,5% di tahun 2009 mengalami penurunan dibandingkan dengan 76,5% di tahun 2008 karena semakin tingginya tingkat persaingan dan penambahan ASK.

 Pangsa Pasar Internasional
Jumlah penumpang di pasar internasional ke dan dari bandara Cengkareng dan Ngurah Rai Denpasar mengalami kenaikan sebesar 7,2% selama tahun 2009 dibandingkan tahun sebelumnya. Walaupun krisis ekonomi dunia menyebabkan penurunan permintaan untuk area Jepang-Korea-Cina, namun area lain menunjukkan pertumbuhan, dengan pertumbuhan terbesar dinikmati oleh area layanan South West Pacificdari bertambahnya maskapai yang melayani rute ini khususnya maskapai low cost, seperti Jetstar, Indonesia Air Asia dan Virgin Blue.
  
Sebagai akibat dari gencarnya ekspansi maskapai penerbangan low cost, pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar internasional mengalami penurunan dari 26,3% di tahun 2008 menjadi 23,2% di tahun 2009. Kendati demikian, Garuda Indonesia masih menjadi pemimpin pasar untuk area Jepang-Korea-Cina, Timur Tengah dan South West Pacific (Australia).
  
Domestik
Total penumpang di pasar domestik dari dan ke bandara Cengkareng dan Ngurah Rai selama tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 14,0% dibandingkan tahun 2008. Krisis ekonomi global tidak banyak berpengaruh pada kondisi ekonomi Indonesia karena berkembangnya ekonomi daerah membuat arus penumpang antar daerah meningkat sehingga mendorong pertumbuhan bisnis penerbangan domestik yang cukup signifikan. Ditambah lagi penggunaan pesawat dengan kapasitas yang lebih besar turut memicu peningkatan jumlah penumpang karena kapasitas yang besar ini memungkinkan ditawarkannya harga yang menarik.

IMPLEMENTASI DARI RISET PASAR
Salah satu implementasi yang telah dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah memperluas jaringan penerbangan dan menutup jalur penerbangan yang tidak efektif. Berdasarkan kajian tersebut, beberapa rute penerbangan ditutup dan dialihkan ke rute-rute yang memberikan kinerja baik. Di tahun 2009, perusahaan membuka 14 rute baru yang terdiri dari 7 rute domestik dan 7 rute internasional, serta melakukan reroute terhadap 3 rute internasional. Rute domestik yang baru adalah Denpasar-Mataram vv, Jakarta-Denpasar-Kupang vv, Jakarta-Jambi vv, Jakarta-Makasar-Kendari vv, Jakarta-Malang vv, Jakarta-Pangkal Pinang vv, Jakarta-Tanjung Karang vv.

Sementara rute internasional yang baru adalah Denpasar-Hong Kong vv,Jakarta-Melbourne vv, Jakarta-Seoul vv, Jakarta-Shanghaivv, Jakarta-Sydney vv, Mataram-Jakarta-Kuala Lumpurvv dan Surabaya-Hong Kong vv. Namun, dari 7 rute internasional yang baru, 2 rute ditutup per Desember 2009. Per akhir 2009, perusahaan memiliki 46 kota tujuan penerbangan yang dan melayani 57 rute, yaitu 34 rute domestik dan 23 rute internasional.  Perusahaan mentargetkan dapat melayani penerbangan ke seluruh ibukota propinsi demi meningkatkan utilisasi pesawat di masa datang.

Disamping membuka rute baru, Garuda Indonesia juga melakukan intensifikasi atas jaringan penerbangan yang ada.  Jaringan penerbangan Perusahaan saat ini menghubungkan 28 kota domestik dan 24 kota internasional, termasuk sembilan kota yang diterbangi oleh mitra codeshare perusahaan. Di tahun 2009, mitra codeshare ini berjumlah 9 maskapai penerbangan.Disamping itu Garuda Indonesia juga membangun kerjasama dengan beberapa maskapai penerbangan internasional, seperti Singapore Airlines, Silk Air, China Airlines, China Southern Airlines, Korean Air, MalaysianAirlines, Philippine Airlines, and Qatar Airways untuk melayani pasar Asia Tenggara maupun internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar