Translate

Jumat, 29 Maret 2013

Identifikasi problem SDM Nasional dan kualitas SDM kita dibandingkan negara yang lain di Asia_jilid 6


II.  Kualitas SDM kita dibandingkan negara yang lain di Asia.

A. Kualitas SDM kita masih rendah
           Indonesia merupakan negara berpenduduk besar, namun kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang dimiliki lebih rendah dari bangsa-bangsa lain di kawasan Eropa dan Amerika.Demikian pula bila dibandingkan dengan SDM negara-negara di kawasan Asia Timur dan negara tetangga di kawasan ASEAN seperti Singapura dan Malaysia.
          Hal itu dikatakan oleh guru besar Fakultas Psikologi UGM Prof Dr Asmadi Alsa, ketika menyampaikan pidato pengukuhannya sebagai guru besar di depan rapat terbuka Majelis Guru Besar UGM, di Balai Senat kampus Bulaksumur, Yogyakarta.
          Menurut Prof Asmadi, untuk meningkatkan kualitas SDM instansi yang paling strategis adalah lembaga pendidikan. Individu yang cerdas dan berbakat merupakan aset bagi kualitas SDM suatu bangsa, namun kecerdasan serta keberbakatan siswa tidak akan teraktualisasi dan berkembang secara optimal apabila tidak mendapatkan pendidikan yang sesuai.
           Selain itu komponen afektif dan psikomotorik juga tidak akan berkembang ke arah yang positif apabila sistem dan metode pembelajarannya tidak berjalan sesuai dengan kurikulum dan sistem pendidikan nasional yang ditetapkan.
             Dikatakan oleh dosen Sekolah Pascasarjana UGM dan beberapa PTS di Surabaya dan Surakarta itu, bahwa penyelenggaraan kelas akselerasi di SMA telah membuat siswa memperoleh percepatan dalam perkembangan intelektual, tetapi tidak memperoleh percepatan dalam perkembangan ranah afektif dan psikomotorik.
               Aktivitas belajar yang padat mampu meningkatkan regulasi diri siswa dalam belajar, sehingga mereka lebih memiliki daya juang dalam belajar. Dan tugas-tugas belajar yang banyak di luar jam sekolah, juga mampu mengembangkan belajar kolaboratif di antara siswa, yang berpengaruh positif bagi kemampuan kerja sama antara siswa ekselerasi.
              Selain itu dinilai oleh Prof Asmadi, bahwa padatnya aktivitas belajar siswa kelas akselerasi di SMA sejauh ini tidak menimbulkan dampak negatif. Meskipun demikian sekolah tetap harus melakukan pemantauan terhadap kinerja akademik dan perilaku siswa pada semester awal, khususnya kepada siswa yang tidak memenuhi kualifikasi, karena kolompok itulah yang potensial mengalami masalah penyesuaian.
              Kendala utama tidak tercapainya standar kompetensi siswa kelas akselerasi yang berkaitan dengan perkembangan ranah afektif. adalah kurikulum yang padat, sistem ujian nasional yang diberlakukan pemerintah, belum siapnya guru menggunakan metode pembelajaran yang variatif dan interaksi antara ketiga faktor tersebut.
Sumber:  
Situs resmi kementerian coordinator kesejahteraan rakyat 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar